[RESENSI] Novel Rindu by TERE LIYE


Judul buku               : Rindu
Penulis/pengarang    : Tere Liye
Penerbit                   : Republika
Kota terbit               : Jakarta
Tahun terbit            : 2016
Jumlah halaman        : 544 halaman

RINDU

Menceritakan perjalanan suci salah satu pengusaha sukses dari Makasar, Daeng Andipati yang dimulai pada 1 Desember 1938 atau bertepatan dengan 9 Syawal 1357  bersama keluarga kecilnya. Sang istri dan kedua gadis kembarnya, Elsa berusia lima belas tahun dan adiknya, Anna berusia dua belas tahun. Serta pembantu mereka yang akrab dipanggil Bi Ijah.

 Dalam perjalanan kurang lebih satu bulan itu, mereka menaiki sebuah kapal buatan Belanda, Blitar Holland. Kapal uap seratus kali empat puluh meter ini merupakan salah satu kapal penumpang yang memiliki teknologi canggih pada masanya. Selain canggih, Blitar Holland dilengkapi dengan  fasilitas yang cukup memadai. Ada jasa laundry, tailor, dokter, penerangan yang memadai, tempat makan prasmanan, masjid, kursi-kursi di dek kapal bahkan lahan luas untuk bermain anak-anak. Kapal yang belum lama berlayar ini juga memiliki ratusan kelasi ramah dan berpengalaman.

Selama di Blitar Holland, banyak orang baru dengan watak, latar juga asal yang  berbeda. Gurutta, salah satu guru besar dari Makasar yang dihormati dengan ilmu. Beliau sering memberikan pintu keluar permasalahan orang-orang sekitarnya. Ambo Uleng, mantan kapten kapal phinisi[1] yang menjadi kelasi selama perjalanan. Tidak hanya pengalamannya dalam dunia pelayaran yang dibawa. Ia juga membawa segelumit masalah rumit yang sering mengotak-atik pikirannya. Philip, sang kapten Blitar Holland yang sangat cakap dalam tugasnya. Wajah-wajah baru lain, baik warga sederhana, keluarga kesultaan di Hindia Belanda, juga tentara-tentara Belanda selalu mengisi hari-hari mereka.

Perjalanan di kampung berlayar menuju pelabuhan Jeddah tidaklah mudah. Banyak pelajaran dan pengalaman baru yang didapat oleh tamu-tamu Allah ini. Mulai pemberangkatan, pelayaran antar pulau di Hindia Belanda[2], saat mengunjungi daerah lain, hingga pelayaran internasional. Ada yang menyedihkan, membahagiakan, juga menegangkan.

Setelah usai melaksanakan ritual tahunan ini, mereka kembali ke tanah air dengan selamat. Kelapangan atas masalah-masalah yang menemani selama perjalanan pun juga mereka rasakan.

Bermusyawarah, peduli, kerja sama, dan disiplin adalah beberapa hal penting yang bisa diambil dalam cerita ini. Sedikit banyak pengetahuan tentang perkapalan juga melengkapi kisah ini. Selain itu, penulis juga membubuhkan secuil resep-resep kehidupan yang dapat diterapkan, tanpa mengurangi keterkaitan cerita.



[1] Salah satu jenis kapal layar besar bertenaga angin

[2] Sebutan Negara Indonesia pada masa Belanda





Komentar